Minggu, 30 Juni 2013

Pelayaran Jarak Dekat Menekan Biaya Logistik

Industri pelabuhan dan pelayaran di Indonesia masih dibekap problem pelik. Tingginya biaya logistik akibat belum terintegerasinya antarpelabuhan, membuat biaya operasional tinggi. Persoalan biaya bakal makin memberatkan pengusaha setelah ada wacana kenaikan jasa pelabuhan pascakenaikan harga BBM.

Sebenarnya, untuk mengatasi tingginya biaya pelabuhan, pemerintah telah membuat program Pendulum Nusantara yang mengintegrasikan enam pelabuhan di enam wilayah untuk mendukung logistik lebih efektif dan efisien. Enam pelabuhan tersebut adalah Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Sorong.

Jika konsep Pendulum Nusantara ini berjalan baik, biaya logistik yang selama ini mengambil 30 persen total biaya produksi dapat turun menjadi 10 persen.
Pengamat Transportasi, Yamin Jingca, mengakui bahwa mahalnya biaya logistik disebabkan 3 faktor, yakin muatan, kapal, pelabuhan, dan infrastruktur. Dengan konsep ini, harga berbagai barang elektronik dan bahan bangunan di Indonesia bagian timur tidak akan berbeda jauh dengan Jakarta. "Konsep Pendulum Nusantara atau pengintegrasian antarpelabuhan akan mampu menekan biaya logistik," katanya.

Sementara itu, untuk meningkatkan konektivitas sekaligus menekan tingginya biaya logistik untuk pulau kecil di pelosok Tanah Air, dapat dilakukan dengan menggunakan pelayaran jarak dekat (short sea shipping).

"Short sea shipping ini dapat digunakan untuk mengurangi beban jalan yang saat ini sudah pada ambang yang mengkahawatirkan, khususnya di jalur-jalur padat, seperti Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura)," kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang perdagangan, distribusi dan logistik, Natsir Mansyur, di Jakarta, belum lama ini.

Namun yang menjadi masalah, penggunaan short sea shipping adalah ketersedian kapal dan infrasrtuktur, seperti pelabuhan. Untuk mengatasi masalah ini, Kadin telah berupaya mengatasi membantu pemerintah.

Dikatakan Natsir, Kadin berencana akan mengimpor 2.500 kapal kecil senilai 15 triliun rupiah dari China dalam jangka waktu lima tahun ke depan. "Sedangkan untuk pelabuhan ada sekitar 40 pelabuhan yang mesti dipersiapkan pemerintah. Pembangunan pelabuhan ini bisa tambah pelabuhan baru, bisa juga renovasi pelabuhan lama jadi baru lagi," katanya.

Untuk di Pantura sendiri, kata Natsir, sejak lalu, pihaknya telah mengusulkan kepada pemerintah agar memaksimalkan short sea shipping ini. Dengan menghidupkan maritime base di Indonesia, ini dapat mengurangi beban jalur pantura, beban tanah, dan investasi.

Natsir menjelaskan pihaknya mengusulkan pengalihan truk agar dapat mengurangi beban jalan raya dari Surabaya hingga Lampung. Dengan menggunakan angkutan barang, jalur laut lebih akan murah karena dapat menghindari pungli, seperti yang terjadi di jalur darat.

Pengalihan truk menggunakan angkutan laut di jalur Pantura dapat disambungkan dengan penyeberangan menuju wilayah Sumatra menggunakan kapal roro dari pelabuhan Merak–Bakauheni.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok Institut Teknologi Bandung, Senator Nur Bahagia. mengatakan Pemerintah perlu mengalihkan penggunaan transportasi darat ke angkutan laut bagi truk barang guna menekan tingginya biaya logistik di Indonesia.

"Bila pemerintah tidak segera mengatasi multiplier effect yang selalu terjadi ketika harga bahan bakar minyak dinaikkan, kontribusi biaya logistik terhadap produk domestik bruto akan meningkat dari tahun ke tahun," katanya.

Pemerintah, kata Senator, perlu memanfaatkan pola pengiriman barang menggunakan sistem short sea shipping yang telah ditetapkan dalam sistem logistik nasional (Sislognas).
Pengiriman barang dari Jakarta menuju sejumlah daerah yang selama ini menggunakan jalur darat seperti melalui jalur pantura Jawa harus segera dialihkan menggunakan angkutan laut. Penggunaan angkutan laut dapat memberikan dua keuntungan, yaitu tidak terpengaruh dengan biaya solar karena kapal menggunakan bahan bakar minyak jenis solar nonsubsidi.

Menurutnya, truk yang memuat beberapa barang, seperti besi baja dan pupuk, sebaiknya dialihkan menggunakan jalur laut sehingga mengurangi beban jalan raya.
"Yang berat-berat itu harus segera dialihkan menggunakan short sea shipping, dari pada setiap tahun menghabiskan anggaran triliunan memperbaiki jalan raya," katanya.


Sumber : http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/122882


Tidak ada komentar:

Posting Komentar